Jum. Sep 20th, 2024

MediaSumut24.com, Langkat.
•Ratusan masa kader PP (Pemuda Pancasila) menggelar aksi unjuk rasa damai di Pengadilan negeri Stabat, Kamis (13/6/2024), menuntut majelis hakim Pengadilan negeri Stabat. yang menangani perkara TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang) dengan terdakwa mantan Bupati Langkat, Terbit Rencana, PA (TRP) agar realistis, sehingga memberikan vonis yang lebih arif dan bijaksana. Pasalnya, JPU (jaksa penuntut umum) sudah melayangkan tuntutannya dengan hukuman 14 tahun penjara.

“Itu berlebihan dan sangat tidak realistis. Apalagi, para saksi dalam kesaksiannya di persidangan sudah menerangkan kalau TRP tidak ada kaitannya dengan ‘kerangkeng’ itu,” teriak sang orator dalam orasinya.

“Jadi, jelas Jaksa mengabaikan keterangan para saksi dan tidak memperhatikan fakta- fakta yang ada di persidangan,” tambahnya.

“Karena itu, kami mohon kepada para hakim, para pejabat dan orang- orang yang ada di Pengadilan
Stabat ini untuk sudi bertemu dengan kami dan mendengarkan aspirasi kami, dengan mengabaikan tuntutan Jaksa yang berlebihan dan tidak realistis tersebut,” teriak mereka lagi sambil meneriakkan yel- yel yel ‘Pemuda Pancasila Abadi’ dan ‘Pemuda Pancasila berani mati untuk menegakkan kebenaran dan keadilan.

“Kalau tidak ditanggapi, kami siap untuk turun lagi dengan massa yang jauh lebih banyak lagi. Tuntutan kami jelas, agar hakim bersikap lebih arif, bijaksana, benar dan adil,” teriak mereka lagi dengan penuh semangat.
Menyuarakan keadilan.

sekian lama berorasi di depan pengadilan negeri Stabat, utusan dari Pengadilan stabat. muncul dan menemui para pengunjuk rasa. Lalu, 5 orang perwakilan dari pengunjuk rasa pun diperkenankan masuk untuk berdialog dengan oknum Pengadilan negeri Stabat. Hasilnya, setelah beberapa menit berdialog, para pengunjuk rasa pun berkenan membubarkan diri.
6 Tuntutan
Setelah membubarkan diri, kordinator aksi, Bobby Purwandi kepada para wartawan pun menegaskan 6 tuntutan mereka kepada pengadilan negeri Stabat.

“Ya, harapan kami para hakim itu bisa lebih realistis dan adil memperhatikan fakta- fakta yang ada di persidangan,” ujarnya.

“Lalu, bagaimana kalau hakim juga tidak memperhatikan fakta- fakta tersebut,” tanya wartawan”?

“Ya, kami akan turun dengan massa yang jauh lebih banyak lagi,” jawab Bobby. (Agus)